Marius, Putra Terbaik Republik Romawi
Tokoh yang satu ini sangat berbeda dengan tokoh Romawi lainnya. dengan rekor 7 kali menjadi konsul dan memenangkan banyak perang, dia merupakan Negarawan dan Jendral terbaik yang dimiliki oleh Republik. tidak hanya itu, namanya identik dengan reformasi besar yang membuat militer Romawi begitu ampuh. namun sosok Gaius Marius jarang dikenal oleh umum karena kontroversi asal-usulnya. dia bukan orang Romawi.
Sebaik apapun sistem kewarganegaraan Romawi, pada praktiknya selalu ada diskriminasi terutama pada posisi tertinggi pemerintahan. keluarga Gaius Marius secara hukum sudah diakui sebagai warga negara tetapi asal mereka dari kota dan daerah yang bukan wilayah asli Romawi membuat mereka dilihat sebagai penduduk "asing". pada saat itu orang seperti Marius umumnya bekerja sebagai buruh lepas, peternak, pemilik kedai, atau pelaku ekonomi lainnya.
Hanya saja garis tangan membawa Marius muda untuk naik ke level teratas pemerintahan. berawal dari dibukanya lowongan menjadi prajurit untuk berperang di wilayah Numantia (Spanyol). sebagai pemuda yang sudah berumur ia menjawab panggilan tersebut untuk melunasi kewajibannya. setelah lunas maka pemuda sepertinya bisa hidup bebas tanpa harus terganggu lagi dengan panggilan militer.
Di Numantia, Marius membuktikan dirinya sebagai pemberani dan pekerja keras. kemampuannya di atas rata-rata rekannya dan hal ini begitu terlihat ketika suatu kali rombongannya disergap. ia mampu mengalahkan petarung lawan dalam duel satu lawan satu. kejadian tersebut disaksikan oleh Scipio Africanus, Konsul Romawi yang paling kesohor. beragam tanda jasa didapatkan Marius tetapi ada satu pujian yang membuat hidupnya berubah halauan.
Dalam suatu pertemuan antar petinggi militer ada seorang pejabat dari Roma yang setengah bercanda setengah memuji bertanya kepada Scipio Africanus, dimana harus mencari sosok yang dapat menggantikan sang Jendral (Konsul) apabila ia pensiun. tanpa disangka Scipio menepuk-nepuk pundak Marius lalu berkata, "mungkin pada dirinya?"
Begitu cemerlang kariernya sehingga Scipio memujinya seperti itu. bukan hanya karena kemampuan fisik tetapi juga karena Marius mendukung penuh reformasi militer gagasan Scipio. ketika itu perang Punic sudah berakhir dan Romawi begitu berlimpah kekayaan sehingga banyak legiuner dan perwira yang menjadi malas dan gemuk dengan harta. sangat sulit memaksa mereka agar mau menjalani disiplin prajurit yang jauh dari kemewahan.
Sebagai perwira Marius betul-betul tinggal di barak sesuai aturan dan berbagi kesusahan dengan pasukannya. bawahannya yang tidak puas sekalipun tidak berani mengeluh sebab pimpinannya hidup dalam kondisi yang sama dengan mereka. hal ini membuat Marius disayang oleh Scipio. tetapi hal ini segera berakhir karena menjadi prajurit di era Republik Romawi bukanlah sebuah profesi melainkan sebuah bentuk pajak badan kepada negara.
Legiun-nya dibubarkan setelah perang Numantia berakhir dan ia pun kembali pada pekerjaannya semula. hanya saja karena kepopulerannya akibat dari jasa-jasanya dan kedekatan dengan nama besar Scipio membuat Marius dijagokan sebagai calon wakil rakyat. dengan sponsor dari Metellus seorang pembesar di kotanya Marius berhasil mendapatkan posisi tersebut. janji kampanye yang membuatnya terpilih adalah perbaikan terhadap proses voting yang rawan kecurangan.
Pada saat itu warga yang masuk ke bilik suara untuk voting rawan diikuti oleh oknum politikus senior yang kemudian menghasut, mengancam atau memaksa agar memilih sesuai dengan keinginan mereka. rencana Marius adalah dengan membuat gang dan bilik suara yang hanya muat untuk 1 orang sehingga oknum politikus tidak bisa lagi mengganggu warga. rencana Marius dengan segera mendapat pertentangan dari politikus senior yang dirugikan.
Tidak kurang dari Konsul yang pada waktu itu setara dengan Presiden dan Panglima besar turun tangan dan menghasut Senat (DPR) agar membatalkan rancangan kebijakan Marius. sebagai minoritas dalam perpolitikan Romawi tidak akan ada yang akan mendukung atau membela Marius. tetapi tidak seperti politikus muda pada umumnya yang biasanya tunduk ketika menghadapi seniornya, Marius justru mendatangi sidang tersebut dan mengamuk hebat.
Marius mengancam akan memenjarakan Konsul karena melakukan intervensi politik yang melanggar konstitusi. ia kemudian menyeret sponsornya sendiri yakni Metellus dengan tuduhan bersekongkol dengan sang Konsul. pada akhirnya Senat mengalah daripada memicu keributan besar. nama Marius pun meroket sebagai politikus yang bernyali, bersih, tidak bisa diintimidasi dan bisa diandalkan untuk melawan pengaruh keluarga politikus senior yang merajalela.
Namun tidak lama kemudian reputasi itu hancur ketika Marius melawan kebijakan pembagian surplus panen gratis untuk rakyat. ia menilai bahwa ekonomi negara akan dirugikan dengan kebijakan tersebut sehingga menentangnya. kebijakan tersebut berhenti dan Marius menjadi sosok yang tidak disukai. namun ia justru mendapat pujian dari politikus karena membuktikan diri sebagai seorang negarawan, bukan sekedar pencari ketenaran dan popularitas
Sayangnya hal ini tidak cukup untuk membuat Marius terpilih kembali. ia gagal mendapatkan kenaikan posisi ataupun mendapat jabatan yang sama. ia hanya berhasil mendapatkan jabatan rendahan di daerah, itupun setelah didera dengan kasus suap. hal tersebut merupakan buah dari sakit hati lawan-lawan politisnya. begitu takut mereka dengan Marius sehingga ketika seorang sahabatnya hadir di tempat voting mereka menuduhnya melakukan politik uang.
Marius diseret ke pengadilan tetapi kemudian dibebaskan karena tidak terbukti. hal yang lucu mengingat politik uang pada saat itu sudah menjadi rahasia umum. semua politikus melakukannya walaupun dilarang tetapi tidak ada yang mau melaporkannya karena takut menjadi musuh para politikus besar yang terlalu berkuasa. justru Marius yang dikenal jujur yang harus menghadapi pengadilan karena tuduhan tersebut.
Selesai urusan pengadilan Marius beranjak ke Hispania, Spanyol sebagai tempat tugasnya. tidak banyak politikus yang mau dikirim ke sana karena daerahnya tergolong miskin sehingga sulit untuk memperkaya diri. belum lagi keamanan selalu menjadi masalah karena suku-suku asli di Hispania menganggap pencurian adalah tindakan yang berani dan terpuji dalam tradisi mereka. dalam situasi seperti ini Marius justru berkembang.
Kerja kerasnya, gaya hidupnya yang sederhana, tidak korup dan sifatnya yang blak-blakan membuatnya dipercaya oleh rakyat dan bawahan. kepemimpinannya begitu efektif sehingga namanya kembali naik daun. hal ini membuat Marius yang berasal dari kalangan minoritas mampu menikahi seorang gadis dari keluarga berpengaruh. pernikahan tersebut membuat statusnya terangkat menjadi lebih sederajat dengan keluarga pembesar Romawi lainnya.
Pada saat itu Romawi dilanda konflik melawan Jugurtha, pangeran dari Numidia yang merebut takhta dari saudaranya yang terpaksa melarikan diri ke Roma. Romawi terpaksa turun tangan untuk mengembalikan kerajaan sekutunya tersebut kepada pihak yang paling berhak. namun Jugurtha bukan lawan sembarangan. ia pernah ikut perang bersama Romawi di bawah Scipio dan merupakan mantan kawan seperjuangan Marius.
Pernah bertempur bersama Romawi, Jugurtha sangat paham dengan masalah kronis yang dimiliki oleh Republik, yaitu korupsi. ketika saudaranya melapor ke Senat, utusan Jugurtha juga datang dengan sejumlah besar sogokan. Senat menjadi ragu dan memutuskan membuat dewan khusus untuk memutuskan masalah. 10 orang anggota dewan kembali disogok oleh Jugurtha sehingga masalah selesai dengan pembagian kerajaan kepada Jugurtha dan saudaranya.
Tentunya Jugurtha mendapatkan lahan yang jauh lebih subur sebagai terima kasih dari dewan khusus. masalah tampak selesai tetapi tidak lama Jugurtha kembali menyerang saudaranya untuk menyatukan kerajaannya yang terpecah. saudarnya kembali lari ke Roma dan ibukotanya diserang habis-habisan oleh Jugurtha, mereka hampir direbut apabila pedagang Italy yang juga mantan legiuner tidak tanggap untuk menutup gerbang kota dan menjaga tembok pertahanan.
Jugurtha menawarkan kebebasan untuk warga yang menyerah tetapi ketika gerbang dibuka, semua pedagang Italy ditumpas habis. kematian mereka menyulut kemarahan rakyat Roma yang menuntut perang. Senat akhirnya memutuskan untuk perang dan sejumlah legiun dikirim untuk menumpas Jugurtha. tetapi lawan mereka begitu lihai, ia sudah menyogok para pejabat di pesisir Afrika sehingga banyak yang diam-diam mendukungnya.
Karena itu pasukannya bisa bergerilya dengan bebas tanpa harus disulitkan dengan logistik karena ia bisa mendapatkannya dari kota sekutu Romawi sekalipun. menghadapi perang gerilya kavaleri Jugurtha, Konsul yang dikirim kelelahan lalu menerima utusan Jugurtha yang membawa hadiah kuda, gajah dan harta. konflik berakhir dengan perjanjian yang merugikan Romawi, muncul isu bahwa sang Konsul sudah disuap oleh Jugurtha.
Tidak terima dengan perjanjian tersebut, Senat memanggil Jugurtha ke Roma untuk klarifikasi. bukan hanya berani untuk datang tetapi sebelum urusan selesai Jugurtha sudah membuat masalah dengan menyewa pembunuh bayaran dan membunuh salah seorang saudaranya yang bersembunyi di Roma. akhirnya ia diusir dari Roma dan Senat yang malu bukan kepalang segera memutuskan untuk perang. mereka memilih Metellus sebagai Konsul.
Metellus yang sama dengan mantan sponsor Marius yang pernah berselisih tetapi hubungan mereka sudah membaik. pada kesempatan yang sama Marius terpilih sebagai Legate atau wakil Konsul karena pengalaman militer dan reputasi politiknya. memang pada waktu itu Senat hampir selalu memasangkan kombinasi pimpinan dan wakil yang kurang bersahabat pada puncak kepemimpinan militer untuk menghindari persekongkolan.
Pasangan tersebut dikenal bersih sehingga diharapkan tidak bisa dibeli oleh Jugurtha. hanya saja jalannya perang tidak berlangsung sesuai dengan yang keinginan mereka. Jugurtha terus menggunakan taktik gerilya dan menolak memberikan perang yang menentukan. menghadapi lawan yang selalu lari dan menyerang di titik lain, Metellus berusaha menjepit wilayah lawan sedikit demi sedikit untuk mengunci ruang gerak kavaleri Jugurtha.
Tetapi Jugurtha sulit untuk dikejar, mengharapkan perang yang cepat Metellus menyerang kota Zama yang menjadi basis dari Jugurtha. Marius memimpin sepasukan kecil untuk menyerang kota lainnya untuk menyita logistik lawan. Jugurtha berusaha menjebak tetapi Marius mampu keluar dari jepitan kavaleri dan warga kota serta prajurit yang mengamuk. ia juga membebaskan camp Metellus yang diserang ketika pasukan utama sibuk menyerang kota Zama.
Melihat kota Zama hampir jatuh Jugurtha menyerang habis-habisan dari belakang dan Metellus mundur karena menghadapi lawan di 2 sisi sekaligus. pasukan Romawi kehilangan momentum dan kembali kepada rencana semula. di sini Marius menjadi tidak senang. ia merasa bisa menyudahi perang dengan strategi yang lebih aktif. pendapat tersebut ia kirim ke Senat dan menjadi bahan perdebatan karena Marius dianggap lebih berpengalaman dibanding Metellus.
Sebagai pribadi yang memang suka mengemukakan pendapatnya, Marius mengklaim sanggup memenangkan perang dalam waktu yang singkat dan dengan pasukan yang lebih sedikit. hal yang sama diungkapkan kepada para pedagang yang bertamu di camp mereka. rakyat Roma pun turut mendengarnya sehingga Marius menjadi sosok yang ramai diperbincangkan karena terkesan lebih menjanjikan daripada sang Konsul yang tampak tidak kompeten.
Metellus meradang mendengarnya, padahal ia siap mendukung Marius sebagai Konsul di masa depan bersama dengan anaknya tetapi ocehan Marius membuatnya hubungan mereka retak. sementara itu Metellus mencoba memaksa Jugurtha ke meja perundingan. gayung bersambut, Jugurtha bersedia berunding. tapi naas lagi-lagi itu hanya jebakan. ketika mereka lengah, Jugurtha merekrut pasukan baru dan memicu pemberontakan di kota Vaga.
Terkejut dan marah Metellus segera membalas. dengan cerdik ia menggunakan kavaleri kesukuan Numidia yang baru menyerah untuk menyerang kota Vaga. melihat kavaleri Numidia penduduk kota mengira bahwa yang datang adalah pasukan Jugurtha. ketika pintu kota dibukakan, semua pemberontak ditumpas habis oleh pasukan Romawi yang ikut masuk ke dalam kota. Jugurtha kehilangan sejumlah besar prajurit dan terpaksa bersembunyi di pedalaman.
Kemenangan di Vaga yang begitu brillian dan cepat membuat nama Metellus kembali naik daun. begitu baik namanya terangkat sehingga kembali terpilih sebagai Konsul dan pada saat itu Marius yang sudah meminta agar diperbolehkan pulang untuk mengikuti pemilihan akhirnya diizinkan pulang. pikir Metellus ia bisa menyudahi perang dan menangkap Jugurtha dalam 1 tahun. ada cukup waktu sebelum Marius bisa terpilih sebagai Konsul.
Di Roma Marius segera aktif berkampanye untuk mendapatkan posisi Konsul. pada awalnya ia tidak ingin mengincar posisi rekannya tetapi hadangan politisi yang tidak suka dengannya karena bukan orang Romawi asli membuatnya terpaksa mengorbankan reputasi Metellus. karena 1-1nya hal konkrit yang bisa dijual adalah cerita dirinya sebagai perwira yang tidak korup (Marius) melawan pemimpin yang tidak kompeten (Metellus).
Rakyat mempercayainya karena Metellus tampak kesulitan dalam memenangkan perang Jugurtha. pada 107 BC Marius terpilih sebagai Konsul dan langsung dihadang oleh Senat yang meniadakan perang terhadap provinsi Afrika Utara. Marius kehilangan alasan untuk berperang. Senat tidak rela ada kaum minoritas yang berkuasa tetapi Marius melawan dengan menggelar referendum istimewa menanyakan siapa yang rakyat percaya untuk memimpin perang di Jugurtha.
Hasil referendum memenangkan Marius dan Senat terpaksa tunduk. ini adalah kemenangan mutlak bagi kubu Marius. masih di medan perang Metellus meradang ketika mendengar posisinya digantikan oleh Marius. begitu marah sehingga Metellus tidak bersedia bertemu ketika terjadi pergantian komando. menurutnya kemenangan sudah di depan mata dan Marius mengambil kehormatan tersebut dari dirinya. tetapi di luar dugaan Jugrutha masih alot.
Jugurtha menjalin hubungan dengan kerajaan Mauretania sehingga pasukan dan ruang geraknya bertambah. Marius mengambil alih komando dan segera memenangkan beberapa perang melalui jebakan secara spektakuler. Jugurtha melarikan diri dan kehilangan banyak pasukan tetapi Marius sadar ia tidak bisa mendapatkan perang yang menentukan. harapan kemenangan cepat semakin tipis dan masa Konsulnya hampir habis mengejar Jugurtha di padang Afrika Utara yang luas.
Kebuntuan baru berakhir ketika Sulla, yakni Legate bagi Marius merebut kesempatan emas ketika raja Mauretania yang juga mertua Jugurtha akhirnya mencoba menjalin hubungan. setelah beberapa kekalahan sang raja tidak melihat keuntungan jangka panjang dari perang melawan Romawi. Sulla bersedia mengambil risiko besar dan pergi berunding ke wilayah lawan. sampai di sana raja Mauretania masih ragu, apakah hendak mengorbankan Jugurtha atau Sulla.
Sulla berhasil meyakinkan Mauretania dan akhirnya Jugurtha ditangkap. Marius sebagai pimpinan secara tradisional dianggap berhak menerima kehormatan tetapi Sulla merasa jasanya yang paling besar sehingga sempat menimbulkan kegaduhan antar kubu. namun secara mengejutkan Marius mendapatkan kabar dari Roma bahwa ia mendapatkan jabatan Konsul nya yang ke 2. padahal ia tidak mencalonkan diri ataupun berkampanye.
Permusuhan dengan Marius dikesamping oleh Senat karena adanya ancaman lain yang lebih dahsyat. orang Cimbri dari utara datang menerjang ke selatan tanpa bisa dibendung. ketika Marius sibuk berperang di Afrika Utara, orang Cimbri mengalahkan 2 pasukan Romawi yang menjaga Italy. bermula di Noreia ketika usaha Romawi untuk menjebak ternyata bocor yang berakibat pasukan Romawi justru dihancurkan oleh kesukuan Cimbri yang mengamuk.
Apabila pada awalnya suku Cimbri agak takut-takut dengan Romawi karena mendengar banyak kisah kekuatan militer Romawi dari suku-suku lainnya, setelah pertempuran di Noreia mitos kesakitan Romawi musnah sudah. suku besar Cimbri bergabung dengan suku lainnya menjadi semakin berani mengarah ke selatan. terjadi beberapa pertempuran kecil dimana Romawi bertahan tetapi faktor jumlah dan kepemimpinan yang lemah membuat prajurit Roma menjadi korban.
Untuk mengatasi ini Roma membentuk sebuah pasukan besar. tidak tanggung-tanggung 100 ribu prajurit dipimpin oleh 2 orang Konsul sekaligus. Romawi memilih tempat di Arausio yang memiliki sungai besar. tetapi dari awal sudah ada masalah, Konsul yang satu merasa derajatnya lebih tinggi sehingga menolak membantu dan hendak memenangkan perangnya sendiri. hal ini terjadi karena Konsul yang satunya lagi adalah pria seperti Gaius, bukan orang asli Romawi.
Akibatnya 80 ribu jiwa prajurit Romawi melayang dalam pertempuran karena kekonyolan seorang Konsul yang menolak membantu dan bertempur sebagai sebuah kesatuan militer. kelemahan ini segera diketahui oleh orang Cimbri dan dimanfaatkan dengan mengalahkan pasukan Romawi satu per satu. hampir semua legiuner menjadi korban, sulit melarikan diri karena terhalang oleh sungai akibat dari perencanaan strategi yang tidak matang.
Kekalahan tersebut mengejutkan semua orang di seluruh penjuru Italy. puluhan ribu prajurit yang terbunuh berarti puluhan ribu keluarga kehilangan anggota keluarganya. jeritan, tangisan, kepanikan dan aroma kehancuran Republik begitu terasa. suasana mencekam seperti penyerbuan Hannibal puluhan tahun yang lalu dimana Romawi nyaris hancur. dahulu ada Scipio Africanus, sekarang hanya ada Konsul abal-abal yang hanya nama besar tanpa kemampuan.
Bayangkan betapa marahnya rakyat Romawi ketika tahu bahwa kekalahan tersebut bersumber dari seorang Konsul yang tidak kompeten dan tidak mau bekerja sama. Senat menjadi sasaran kemarahan karena memaksakan tokoh yang tidak kompeten sebagai Konsul. di tengah kebingungan hanya ada 1 jalan keluar, yakni seorang Konsul yang terbukti kompeten dalam memenangkan perang.
Marius tiba di Roma sebagai Konsul yang kembali terpilih. bersamaan dengan kedatangannya ia melakukan parade kemenangan atas perang Jugurtha dengan megah dan meriah. semua rakyat kota ikut dalam luapan kegembiraan tersebut yang memuaskan dahaga mereka yang haus akan kemenangan. tetapi Marius sendiri cukup khawatir dengan situasi perang yang pastinya gawat sehingga Senat mau memilihnya padahal masih bermusuhan.
Perseteruan antara Marius dan Senat memang tidak main-main. untuk membendung kaum minoritas yang terlalu populer sepertinya, Senat sampai merasa perlu untuk membuat aturan bahwa Konsul yang sama bisa dipilih kembali setelah masa 10 tahun. juga ditambahkan lagi bahwa tidak boleh menjadi Konsul selama 2 tahun berturut-turut. namun situasinya demikian mendesak sehingga aturan tersebut dilanggar demi keselamatan Republik.
Lawan memang berat, orang Cimbri telah menggabungkan diri dengan suku-suku lainnya dan sekarang berjumlah sekitar setengah juta orang. selain dari jumlah yang fantastis mereka juga sudah terbiasa dengan strategi militer Romawi sehingga menjadi musuh yang jauh lebih sulit dikalahkan. tidak lagi seperti orang barbar, banyak yang sudah memiliki perlengkapan tempur lengkap hasil dari rampasan perang melawan Romawi.
Menghadapi semua itu, Romawi justru kehabisan prajurit. bersambung ke Reformasi Besar Romawi & Pasukan Keledai Marius
Perhatikan wajahnya, Gaius Marius memang bukan sosok Romawi pada umumnya |
Sebaik apapun sistem kewarganegaraan Romawi, pada praktiknya selalu ada diskriminasi terutama pada posisi tertinggi pemerintahan. keluarga Gaius Marius secara hukum sudah diakui sebagai warga negara tetapi asal mereka dari kota dan daerah yang bukan wilayah asli Romawi membuat mereka dilihat sebagai penduduk "asing". pada saat itu orang seperti Marius umumnya bekerja sebagai buruh lepas, peternak, pemilik kedai, atau pelaku ekonomi lainnya.
Hanya saja garis tangan membawa Marius muda untuk naik ke level teratas pemerintahan. berawal dari dibukanya lowongan menjadi prajurit untuk berperang di wilayah Numantia (Spanyol). sebagai pemuda yang sudah berumur ia menjawab panggilan tersebut untuk melunasi kewajibannya. setelah lunas maka pemuda sepertinya bisa hidup bebas tanpa harus terganggu lagi dengan panggilan militer.
Di Numantia, Marius membuktikan dirinya sebagai pemberani dan pekerja keras. kemampuannya di atas rata-rata rekannya dan hal ini begitu terlihat ketika suatu kali rombongannya disergap. ia mampu mengalahkan petarung lawan dalam duel satu lawan satu. kejadian tersebut disaksikan oleh Scipio Africanus, Konsul Romawi yang paling kesohor. beragam tanda jasa didapatkan Marius tetapi ada satu pujian yang membuat hidupnya berubah halauan.
Dalam suatu pertemuan antar petinggi militer ada seorang pejabat dari Roma yang setengah bercanda setengah memuji bertanya kepada Scipio Africanus, dimana harus mencari sosok yang dapat menggantikan sang Jendral (Konsul) apabila ia pensiun. tanpa disangka Scipio menepuk-nepuk pundak Marius lalu berkata, "mungkin pada dirinya?"
Begitu cemerlang kariernya sehingga Scipio memujinya seperti itu. bukan hanya karena kemampuan fisik tetapi juga karena Marius mendukung penuh reformasi militer gagasan Scipio. ketika itu perang Punic sudah berakhir dan Romawi begitu berlimpah kekayaan sehingga banyak legiuner dan perwira yang menjadi malas dan gemuk dengan harta. sangat sulit memaksa mereka agar mau menjalani disiplin prajurit yang jauh dari kemewahan.
Situasi di dalam barak garnisun Romawi dimana legiuner menghabiskan masa dinasnya |
Sebagai perwira Marius betul-betul tinggal di barak sesuai aturan dan berbagi kesusahan dengan pasukannya. bawahannya yang tidak puas sekalipun tidak berani mengeluh sebab pimpinannya hidup dalam kondisi yang sama dengan mereka. hal ini membuat Marius disayang oleh Scipio. tetapi hal ini segera berakhir karena menjadi prajurit di era Republik Romawi bukanlah sebuah profesi melainkan sebuah bentuk pajak badan kepada negara.
Legiun-nya dibubarkan setelah perang Numantia berakhir dan ia pun kembali pada pekerjaannya semula. hanya saja karena kepopulerannya akibat dari jasa-jasanya dan kedekatan dengan nama besar Scipio membuat Marius dijagokan sebagai calon wakil rakyat. dengan sponsor dari Metellus seorang pembesar di kotanya Marius berhasil mendapatkan posisi tersebut. janji kampanye yang membuatnya terpilih adalah perbaikan terhadap proses voting yang rawan kecurangan.
Pada saat itu warga yang masuk ke bilik suara untuk voting rawan diikuti oleh oknum politikus senior yang kemudian menghasut, mengancam atau memaksa agar memilih sesuai dengan keinginan mereka. rencana Marius adalah dengan membuat gang dan bilik suara yang hanya muat untuk 1 orang sehingga oknum politikus tidak bisa lagi mengganggu warga. rencana Marius dengan segera mendapat pertentangan dari politikus senior yang dirugikan.
Tidak kurang dari Konsul yang pada waktu itu setara dengan Presiden dan Panglima besar turun tangan dan menghasut Senat (DPR) agar membatalkan rancangan kebijakan Marius. sebagai minoritas dalam perpolitikan Romawi tidak akan ada yang akan mendukung atau membela Marius. tetapi tidak seperti politikus muda pada umumnya yang biasanya tunduk ketika menghadapi seniornya, Marius justru mendatangi sidang tersebut dan mengamuk hebat.
Marius mengancam akan memenjarakan Konsul karena melakukan intervensi politik yang melanggar konstitusi. ia kemudian menyeret sponsornya sendiri yakni Metellus dengan tuduhan bersekongkol dengan sang Konsul. pada akhirnya Senat mengalah daripada memicu keributan besar. nama Marius pun meroket sebagai politikus yang bernyali, bersih, tidak bisa diintimidasi dan bisa diandalkan untuk melawan pengaruh keluarga politikus senior yang merajalela.
Marius ketika sudah berumur menggambarkan sosoknya yang galak, tegas dan pemberani |
Namun tidak lama kemudian reputasi itu hancur ketika Marius melawan kebijakan pembagian surplus panen gratis untuk rakyat. ia menilai bahwa ekonomi negara akan dirugikan dengan kebijakan tersebut sehingga menentangnya. kebijakan tersebut berhenti dan Marius menjadi sosok yang tidak disukai. namun ia justru mendapat pujian dari politikus karena membuktikan diri sebagai seorang negarawan, bukan sekedar pencari ketenaran dan popularitas
Sayangnya hal ini tidak cukup untuk membuat Marius terpilih kembali. ia gagal mendapatkan kenaikan posisi ataupun mendapat jabatan yang sama. ia hanya berhasil mendapatkan jabatan rendahan di daerah, itupun setelah didera dengan kasus suap. hal tersebut merupakan buah dari sakit hati lawan-lawan politisnya. begitu takut mereka dengan Marius sehingga ketika seorang sahabatnya hadir di tempat voting mereka menuduhnya melakukan politik uang.
Marius diseret ke pengadilan tetapi kemudian dibebaskan karena tidak terbukti. hal yang lucu mengingat politik uang pada saat itu sudah menjadi rahasia umum. semua politikus melakukannya walaupun dilarang tetapi tidak ada yang mau melaporkannya karena takut menjadi musuh para politikus besar yang terlalu berkuasa. justru Marius yang dikenal jujur yang harus menghadapi pengadilan karena tuduhan tersebut.
Selesai urusan pengadilan Marius beranjak ke Hispania, Spanyol sebagai tempat tugasnya. tidak banyak politikus yang mau dikirim ke sana karena daerahnya tergolong miskin sehingga sulit untuk memperkaya diri. belum lagi keamanan selalu menjadi masalah karena suku-suku asli di Hispania menganggap pencurian adalah tindakan yang berani dan terpuji dalam tradisi mereka. dalam situasi seperti ini Marius justru berkembang.
Kerja kerasnya, gaya hidupnya yang sederhana, tidak korup dan sifatnya yang blak-blakan membuatnya dipercaya oleh rakyat dan bawahan. kepemimpinannya begitu efektif sehingga namanya kembali naik daun. hal ini membuat Marius yang berasal dari kalangan minoritas mampu menikahi seorang gadis dari keluarga berpengaruh. pernikahan tersebut membuat statusnya terangkat menjadi lebih sederajat dengan keluarga pembesar Romawi lainnya.
Pada saat itu Romawi dilanda konflik melawan Jugurtha, pangeran dari Numidia yang merebut takhta dari saudaranya yang terpaksa melarikan diri ke Roma. Romawi terpaksa turun tangan untuk mengembalikan kerajaan sekutunya tersebut kepada pihak yang paling berhak. namun Jugurtha bukan lawan sembarangan. ia pernah ikut perang bersama Romawi di bawah Scipio dan merupakan mantan kawan seperjuangan Marius.
Koin dengan wajah Jugurtha, menegaskan catatan yang menyebutkannya sebagai ganteng dan atletis |
Pernah bertempur bersama Romawi, Jugurtha sangat paham dengan masalah kronis yang dimiliki oleh Republik, yaitu korupsi. ketika saudaranya melapor ke Senat, utusan Jugurtha juga datang dengan sejumlah besar sogokan. Senat menjadi ragu dan memutuskan membuat dewan khusus untuk memutuskan masalah. 10 orang anggota dewan kembali disogok oleh Jugurtha sehingga masalah selesai dengan pembagian kerajaan kepada Jugurtha dan saudaranya.
Tentunya Jugurtha mendapatkan lahan yang jauh lebih subur sebagai terima kasih dari dewan khusus. masalah tampak selesai tetapi tidak lama Jugurtha kembali menyerang saudaranya untuk menyatukan kerajaannya yang terpecah. saudarnya kembali lari ke Roma dan ibukotanya diserang habis-habisan oleh Jugurtha, mereka hampir direbut apabila pedagang Italy yang juga mantan legiuner tidak tanggap untuk menutup gerbang kota dan menjaga tembok pertahanan.
Jugurtha menawarkan kebebasan untuk warga yang menyerah tetapi ketika gerbang dibuka, semua pedagang Italy ditumpas habis. kematian mereka menyulut kemarahan rakyat Roma yang menuntut perang. Senat akhirnya memutuskan untuk perang dan sejumlah legiun dikirim untuk menumpas Jugurtha. tetapi lawan mereka begitu lihai, ia sudah menyogok para pejabat di pesisir Afrika sehingga banyak yang diam-diam mendukungnya.
Karena itu pasukannya bisa bergerilya dengan bebas tanpa harus disulitkan dengan logistik karena ia bisa mendapatkannya dari kota sekutu Romawi sekalipun. menghadapi perang gerilya kavaleri Jugurtha, Konsul yang dikirim kelelahan lalu menerima utusan Jugurtha yang membawa hadiah kuda, gajah dan harta. konflik berakhir dengan perjanjian yang merugikan Romawi, muncul isu bahwa sang Konsul sudah disuap oleh Jugurtha.
Tidak terima dengan perjanjian tersebut, Senat memanggil Jugurtha ke Roma untuk klarifikasi. bukan hanya berani untuk datang tetapi sebelum urusan selesai Jugurtha sudah membuat masalah dengan menyewa pembunuh bayaran dan membunuh salah seorang saudaranya yang bersembunyi di Roma. akhirnya ia diusir dari Roma dan Senat yang malu bukan kepalang segera memutuskan untuk perang. mereka memilih Metellus sebagai Konsul.
Metellus yang sama dengan mantan sponsor Marius yang pernah berselisih tetapi hubungan mereka sudah membaik. pada kesempatan yang sama Marius terpilih sebagai Legate atau wakil Konsul karena pengalaman militer dan reputasi politiknya. memang pada waktu itu Senat hampir selalu memasangkan kombinasi pimpinan dan wakil yang kurang bersahabat pada puncak kepemimpinan militer untuk menghindari persekongkolan.
Infantri Romawi kesulitan beradaptasi dengan perang gerilya ala pejuang Numidia |
Pasangan tersebut dikenal bersih sehingga diharapkan tidak bisa dibeli oleh Jugurtha. hanya saja jalannya perang tidak berlangsung sesuai dengan yang keinginan mereka. Jugurtha terus menggunakan taktik gerilya dan menolak memberikan perang yang menentukan. menghadapi lawan yang selalu lari dan menyerang di titik lain, Metellus berusaha menjepit wilayah lawan sedikit demi sedikit untuk mengunci ruang gerak kavaleri Jugurtha.
Tetapi Jugurtha sulit untuk dikejar, mengharapkan perang yang cepat Metellus menyerang kota Zama yang menjadi basis dari Jugurtha. Marius memimpin sepasukan kecil untuk menyerang kota lainnya untuk menyita logistik lawan. Jugurtha berusaha menjebak tetapi Marius mampu keluar dari jepitan kavaleri dan warga kota serta prajurit yang mengamuk. ia juga membebaskan camp Metellus yang diserang ketika pasukan utama sibuk menyerang kota Zama.
Melihat kota Zama hampir jatuh Jugurtha menyerang habis-habisan dari belakang dan Metellus mundur karena menghadapi lawan di 2 sisi sekaligus. pasukan Romawi kehilangan momentum dan kembali kepada rencana semula. di sini Marius menjadi tidak senang. ia merasa bisa menyudahi perang dengan strategi yang lebih aktif. pendapat tersebut ia kirim ke Senat dan menjadi bahan perdebatan karena Marius dianggap lebih berpengalaman dibanding Metellus.
Sebagai pribadi yang memang suka mengemukakan pendapatnya, Marius mengklaim sanggup memenangkan perang dalam waktu yang singkat dan dengan pasukan yang lebih sedikit. hal yang sama diungkapkan kepada para pedagang yang bertamu di camp mereka. rakyat Roma pun turut mendengarnya sehingga Marius menjadi sosok yang ramai diperbincangkan karena terkesan lebih menjanjikan daripada sang Konsul yang tampak tidak kompeten.
Metellus meradang mendengarnya, padahal ia siap mendukung Marius sebagai Konsul di masa depan bersama dengan anaknya tetapi ocehan Marius membuatnya hubungan mereka retak. sementara itu Metellus mencoba memaksa Jugurtha ke meja perundingan. gayung bersambut, Jugurtha bersedia berunding. tapi naas lagi-lagi itu hanya jebakan. ketika mereka lengah, Jugurtha merekrut pasukan baru dan memicu pemberontakan di kota Vaga.
Terkejut dan marah Metellus segera membalas. dengan cerdik ia menggunakan kavaleri kesukuan Numidia yang baru menyerah untuk menyerang kota Vaga. melihat kavaleri Numidia penduduk kota mengira bahwa yang datang adalah pasukan Jugurtha. ketika pintu kota dibukakan, semua pemberontak ditumpas habis oleh pasukan Romawi yang ikut masuk ke dalam kota. Jugurtha kehilangan sejumlah besar prajurit dan terpaksa bersembunyi di pedalaman.
Kemenangan di Vaga yang begitu brillian dan cepat membuat nama Metellus kembali naik daun. begitu baik namanya terangkat sehingga kembali terpilih sebagai Konsul dan pada saat itu Marius yang sudah meminta agar diperbolehkan pulang untuk mengikuti pemilihan akhirnya diizinkan pulang. pikir Metellus ia bisa menyudahi perang dan menangkap Jugurtha dalam 1 tahun. ada cukup waktu sebelum Marius bisa terpilih sebagai Konsul.
Di Roma Marius segera aktif berkampanye untuk mendapatkan posisi Konsul. pada awalnya ia tidak ingin mengincar posisi rekannya tetapi hadangan politisi yang tidak suka dengannya karena bukan orang Romawi asli membuatnya terpaksa mengorbankan reputasi Metellus. karena 1-1nya hal konkrit yang bisa dijual adalah cerita dirinya sebagai perwira yang tidak korup (Marius) melawan pemimpin yang tidak kompeten (Metellus).
Dataran tinggi Jugurtha, dinamakan karena digunakan olehnya dalam gerilya melawan Romawi |
Rakyat mempercayainya karena Metellus tampak kesulitan dalam memenangkan perang Jugurtha. pada 107 BC Marius terpilih sebagai Konsul dan langsung dihadang oleh Senat yang meniadakan perang terhadap provinsi Afrika Utara. Marius kehilangan alasan untuk berperang. Senat tidak rela ada kaum minoritas yang berkuasa tetapi Marius melawan dengan menggelar referendum istimewa menanyakan siapa yang rakyat percaya untuk memimpin perang di Jugurtha.
Hasil referendum memenangkan Marius dan Senat terpaksa tunduk. ini adalah kemenangan mutlak bagi kubu Marius. masih di medan perang Metellus meradang ketika mendengar posisinya digantikan oleh Marius. begitu marah sehingga Metellus tidak bersedia bertemu ketika terjadi pergantian komando. menurutnya kemenangan sudah di depan mata dan Marius mengambil kehormatan tersebut dari dirinya. tetapi di luar dugaan Jugrutha masih alot.
Jugurtha menjalin hubungan dengan kerajaan Mauretania sehingga pasukan dan ruang geraknya bertambah. Marius mengambil alih komando dan segera memenangkan beberapa perang melalui jebakan secara spektakuler. Jugurtha melarikan diri dan kehilangan banyak pasukan tetapi Marius sadar ia tidak bisa mendapatkan perang yang menentukan. harapan kemenangan cepat semakin tipis dan masa Konsulnya hampir habis mengejar Jugurtha di padang Afrika Utara yang luas.
Kebuntuan baru berakhir ketika Sulla, yakni Legate bagi Marius merebut kesempatan emas ketika raja Mauretania yang juga mertua Jugurtha akhirnya mencoba menjalin hubungan. setelah beberapa kekalahan sang raja tidak melihat keuntungan jangka panjang dari perang melawan Romawi. Sulla bersedia mengambil risiko besar dan pergi berunding ke wilayah lawan. sampai di sana raja Mauretania masih ragu, apakah hendak mengorbankan Jugurtha atau Sulla.
Sulla berhasil meyakinkan Mauretania dan akhirnya Jugurtha ditangkap. Marius sebagai pimpinan secara tradisional dianggap berhak menerima kehormatan tetapi Sulla merasa jasanya yang paling besar sehingga sempat menimbulkan kegaduhan antar kubu. namun secara mengejutkan Marius mendapatkan kabar dari Roma bahwa ia mendapatkan jabatan Konsul nya yang ke 2. padahal ia tidak mencalonkan diri ataupun berkampanye.
Permusuhan dengan Marius dikesamping oleh Senat karena adanya ancaman lain yang lebih dahsyat. orang Cimbri dari utara datang menerjang ke selatan tanpa bisa dibendung. ketika Marius sibuk berperang di Afrika Utara, orang Cimbri mengalahkan 2 pasukan Romawi yang menjaga Italy. bermula di Noreia ketika usaha Romawi untuk menjebak ternyata bocor yang berakibat pasukan Romawi justru dihancurkan oleh kesukuan Cimbri yang mengamuk.
Migrasi suku besar Cimbri berdarah Jerman ke Italy sudah berjalan secara besar-besaran |
Apabila pada awalnya suku Cimbri agak takut-takut dengan Romawi karena mendengar banyak kisah kekuatan militer Romawi dari suku-suku lainnya, setelah pertempuran di Noreia mitos kesakitan Romawi musnah sudah. suku besar Cimbri bergabung dengan suku lainnya menjadi semakin berani mengarah ke selatan. terjadi beberapa pertempuran kecil dimana Romawi bertahan tetapi faktor jumlah dan kepemimpinan yang lemah membuat prajurit Roma menjadi korban.
Untuk mengatasi ini Roma membentuk sebuah pasukan besar. tidak tanggung-tanggung 100 ribu prajurit dipimpin oleh 2 orang Konsul sekaligus. Romawi memilih tempat di Arausio yang memiliki sungai besar. tetapi dari awal sudah ada masalah, Konsul yang satu merasa derajatnya lebih tinggi sehingga menolak membantu dan hendak memenangkan perangnya sendiri. hal ini terjadi karena Konsul yang satunya lagi adalah pria seperti Gaius, bukan orang asli Romawi.
Akibatnya 80 ribu jiwa prajurit Romawi melayang dalam pertempuran karena kekonyolan seorang Konsul yang menolak membantu dan bertempur sebagai sebuah kesatuan militer. kelemahan ini segera diketahui oleh orang Cimbri dan dimanfaatkan dengan mengalahkan pasukan Romawi satu per satu. hampir semua legiuner menjadi korban, sulit melarikan diri karena terhalang oleh sungai akibat dari perencanaan strategi yang tidak matang.
Kekalahan tersebut mengejutkan semua orang di seluruh penjuru Italy. puluhan ribu prajurit yang terbunuh berarti puluhan ribu keluarga kehilangan anggota keluarganya. jeritan, tangisan, kepanikan dan aroma kehancuran Republik begitu terasa. suasana mencekam seperti penyerbuan Hannibal puluhan tahun yang lalu dimana Romawi nyaris hancur. dahulu ada Scipio Africanus, sekarang hanya ada Konsul abal-abal yang hanya nama besar tanpa kemampuan.
Bayangkan betapa marahnya rakyat Romawi ketika tahu bahwa kekalahan tersebut bersumber dari seorang Konsul yang tidak kompeten dan tidak mau bekerja sama. Senat menjadi sasaran kemarahan karena memaksakan tokoh yang tidak kompeten sebagai Konsul. di tengah kebingungan hanya ada 1 jalan keluar, yakni seorang Konsul yang terbukti kompeten dalam memenangkan perang.
Jugurtha diarak di jalanan kota Roma lalu dieksekusi beberapa hari kemudian dalam penjara |
Marius tiba di Roma sebagai Konsul yang kembali terpilih. bersamaan dengan kedatangannya ia melakukan parade kemenangan atas perang Jugurtha dengan megah dan meriah. semua rakyat kota ikut dalam luapan kegembiraan tersebut yang memuaskan dahaga mereka yang haus akan kemenangan. tetapi Marius sendiri cukup khawatir dengan situasi perang yang pastinya gawat sehingga Senat mau memilihnya padahal masih bermusuhan.
Perseteruan antara Marius dan Senat memang tidak main-main. untuk membendung kaum minoritas yang terlalu populer sepertinya, Senat sampai merasa perlu untuk membuat aturan bahwa Konsul yang sama bisa dipilih kembali setelah masa 10 tahun. juga ditambahkan lagi bahwa tidak boleh menjadi Konsul selama 2 tahun berturut-turut. namun situasinya demikian mendesak sehingga aturan tersebut dilanggar demi keselamatan Republik.
Lawan memang berat, orang Cimbri telah menggabungkan diri dengan suku-suku lainnya dan sekarang berjumlah sekitar setengah juta orang. selain dari jumlah yang fantastis mereka juga sudah terbiasa dengan strategi militer Romawi sehingga menjadi musuh yang jauh lebih sulit dikalahkan. tidak lagi seperti orang barbar, banyak yang sudah memiliki perlengkapan tempur lengkap hasil dari rampasan perang melawan Romawi.
Menghadapi semua itu, Romawi justru kehabisan prajurit. bersambung ke Reformasi Besar Romawi & Pasukan Keledai Marius
Komentar
Posting Komentar